Bandung, 15 November 2023
Kepada yang Terhormat
Bapak H Saifudin Aswari Riva’i SE
Di Tempat
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam hormat yang sebesar-besarnya untuk Kak Wari semoga selalu diberikan kesehatan dan kebugaran jasmani, dengan segala kerendahan hati, saya ingin menyampaikan surat penuh cinta yang semoga Kak Wari berkenan membacanya.
Sebelumnya, perkenalkan nama saya, Meutya Qiblatin Noor mahasiswi semester satu di Jurusan Sastra, UPI Bandung. Sejak Madrasah Ibtidaiyah hingga di Madrasah Aliyah bersekolah di Lahat, hingga saya mendapat beasiswa kuliah, dan kemudian belum lama hijrah di Bandung.
Masih teringat jelas dahulu sewaktu saya kecil tepatnya saat Madrasah ibtidaiyah setingkat sekolah dasar, Kak Wari pernah menyapa saya.”Sudah Makan Nak ?”Waktu itu sedang ada acara di rumah dinas Bupati Lahat, Kak Wari saat itu masih menjabat menjadi Bupati. Saat itu, saya terharu karena disapa ‘Bupati Lahat’ walau tidak mengenal saya dan terburu-buru masih sempat menyapa, menanyakan keadaan tamu yang hadir satu-persatu dijamu di rumah pemimpin rakyat Lahat.
Selama dua kali periode jabatan Bupati yang Kak Wari emban. Banyak kemajuan yang terjadi di Lahat. Saya sendiri sewaktu SD mengingat betul hampir tidak ada jalan yang rusak lagi, selalu diaspal dengan rapi. Saya sebagai pejalan kaki yang tinggal di desa sangat terbantu ke sekolah dan tidak perlu becek-becek karena tanah menempel saat hujan. Pengabdian Kak Wari di bidang sosial, ekonomi, teknologi, dan dharma bhakti sudah tidak perlu diragukan lagi.
Sebagai anak kami melihat guru mengaji mendapat insentif bulanan. Guru mengaji di tempat kami tinggal yang pernah bercerita, dan jasa guru tersebut yang membawa kami banyak memiliki prestasi.
Pengadian Kak Wari juga terbukti dengan menerima Penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden Jokowi Widodo. Perhatian Bupati kepada warga Lahat masih tercurah hingga sekarang Kak Wari menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan, masih tetap blusukan ke masyarakat.
Saya sebagai warga Lahat memberikan usulan di bidang Pendidikan. Sebagai wakil rakyat kelak Kak Wari membantu menyuarakan, para siswa berprestasi di Bumi Seganti Setungguan agar banyak yang dimudahkan mendapat informasi beasiswa. Harapan saya bukan hanya informasi tapi diadakan beasiswa untuk mencerdaskan anak bangsa apalagi yang kekurangan secara ekonomi. Saya sendiri sewaktu masih dibangku sekolah mengenal betul betapa sulitnya mendapatkan sekolah yang bagus dan hanya di sekolah yang biasa saja, sesuai kemampuan orang tua, kami tidak mendapatkan Kartu Indonesia Pintar padahal itu sangat kami butuhkan, saya harus berburu beasiswa dan serangkaian tes supaya bisa kuliah. Karena keterbatasan ekonomi saya.
Kenapa saya merasa pendidikan sangat penting hingga mengusulkan kepada Kak Wari? Pendidikan dapat membangun peradaban lebih baik, dari yang awalnya gelap menjadi terang benderang. Pendidikan bukan hanya dirasakan secara individu tetapi juga dapat menghasilkan pemikir-pemikir yang peduli terhadap Lahat di masa depan. Dan mencetak pemimpin yang bisa diandalkan Masyarakat. Membangun Lahat menjadi lebih baik tentunya. Hal ini juga sesuai dengan Visi Indonesia Emas 2045 yang dimana diperlukannya para pendidik cerdas sehingga bisa mewujudkan Visi Indonesia di tahun 2045.
Terima kasih Kak Wari telah sudi membaca surat saya, demikian surat cinta ini diakhiri dengan doa tulus untuk kesuksesan dan keberkahan Kak Wari sekeluarga. Serta sepotong puisi
ORANG-ORANG MISKIN
Karya WS Rendra
Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.
Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
mengandung buah jalan raya.
Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.
Bila kamu remehkan mereka,
di jalan kamu akan diburu bayangan.
Tidurmu akan penuh igauan,
dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.
Jangan kamu bilang negara ini kaya
karena orang-orang berkembang di kota dan di desa.
Jangan kamu bilang dirimu kaya
bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu.
Dan perlu diusulkan
agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.
Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.
Orang-orang miskin di jalan
masuk ke dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan bunga raya
menyuapi putra-putramu.
Tangan-tangan kotor dari jalanan
meraba-raba kaca jendelamu.
Mereka tak bisa kamu biarkan.
Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol.
Mereka akan menjadi pertanyaan
yang mencegat ideologimu.
Gigi mereka yang kuning
akan meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap
akan hinggap di gorden presidenan
dan buku programma gedung kesenian.
Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah,
bagai udara panas yang selalu ada,
bagai gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau
tertuju ke dada kita,
atau ke dada mereka sendiri.
O, kenangkanlah :
orang-orang miskin
juga berasal dari kemah Ibrahim
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hormat Saya,
Meutya Qiblatin Noor