Lahat, 15 November 2023
Yth,
Pak Wari
Di Tempat
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pak Wari, jika semua orang memanggil dengan sebutan “Kak Wari”, maka izinkan saya tetap dengan panggilan “Pak Wari”. Ini sebagai bentuk penghormatan dan sebuah panggilan yang berkorelasi dengan isi surat saya ini. Salam hormat dan salam kenal Pak, saya Chichi yang merupakan salah satu tenaga pengajar di SMA Unggul Negeri 4 Lahat.
Beberapa waktu lalu, Bapak mengunjungi sekolah tempat saya mengajar dan saya menjadi salah satu penanya ketika sesi tanya jawab. Sebenarnya, pada momen tersebut bukan hanya tentang pertanyaan yang saya ajukan menjadi poin penting, lebih dari itu saya ingin berkomunikasi langsung dengan sosok Pak Wari. Dari sana saya juga ingin Bapak tahu bahwa saya merupakan orang yang mengenal Bapak melalui cerita-cerita dari Almarhum Papa saya semasa hidupnya. Sayang, kala itu waktu tak cukup banyak untuk memberikan ruang bercerita antara kita. Dari itu, tatkala mendapat kabar tentang adanya sayembara surat ini, ada sungging senyum dan secercah harapan untuk meluapkan cerita banyak kepada Bapak.
Kalau Bapak masih ingat, Almarhum papa bernama Misrullah. Rekan seperjuangan Pak Wari sewaktu sama- sama berkecimpung di dunia politik.
Masih selalu hangat dalam ingatan saya, tatkala masih duduk di bangku kuliah, Papa kerap kali bercerita tentang sosok Pak Wari yang beliau panggil “kakak”. Di mata Papa, Pak Wari merupakan sosok cerdas dan kharismatik. Hingga akhirnya Pak Wari terpilih menjadi Bupati Lahat dan Papa tidak lagi menjabat sebagai anggota legislatif. Namun, kisah Pak Wari senantiasa melekat dalam cerita-cerita beliau.
Saya masih ingat, ketika dahulu Papa mendaftarkan diri menjadi anggota Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak (LPPA) Lahat. Kala itu dengan perasaan bangga dan bahagia beliau bilang ke saya kalau Pak Wari lah yang akan melantiknya. Terlebih memang pada saat itu beliau memang ingin sekali masuk jadi bagian LPPA, salah satunya faktor pendorongnya ialah untuk memperjuangkan keadilan bagi anaknya yang tengah kesulitan memperjuangkan keadilan dalam permasalahannya.
Terima kasih Pak! Hanya kata ini yang dapat saya sampaikan. Walaupun pada akhirnya Allah berkehendak lain. Hanya kurun waktu dua bulan Papa melaksanakan tugasnya setelah dilantik, beliau berpulang menghadap Sang Pencipta. Duka mendalam yang kami rasakan di masa berkabung itu, sedikit terobati dengan hadirnya Pak Wari. Saya ingat betul saat itu Pak Wari minta ditahan dahulu prosesi shalat jenazah, karena ingin turut mensholatkan Almarhum Papa untuk yang terakhir kalinya. Dari sana saya bisa melihat dan meneladani, akan suatu bentuk rasa cinta Bapak terhadap rekan seperjuangan, terhadap sesama.
Saat Bapak menjadi kepala daerah, memimpin Bumi Seganti Setungguan ini, saya akhirnya mempercayai secara nyata tentang cerita-cerita Papa. Saya bisa merasakan langsung tentang seseorang yang memimpin secara tulus kepada rakyatnya. Tentang ‘Sayangi Lahat’ yang bukan hanya menjadi slogan semata. Melihat secara langsung tentang kedewasaan berpolitik dari kepiawaian Bapak dalam hal merangkul tanpa pandang bulu, tanpa mengkotakkan kawan maupun lawan.
Kepribadian langka nan luar biasa dalam diri Bapak, terasa jua ketika saya kerap bertandang ke kediaman keluarga suami di kawasan Pasar Bawah. Di sana acap kali terdengar obrolan nenek-nenek dan emak-emak yang mengenang era kepemimpinan Bapak. Mereka berkisah tentang kesantunan Bapak sebagai pemimpin; tentang perhatian terhadap kaum muda dan etika terhadap kaum tua. Dari sana kembali saya belajar tentang bagaimana suatu kebaikan yang disertai kasih sayang dan keikhlasan, akan mengisi relung-relunh ingatan setiap insan. Seperti kata pepatah; harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, dan manusia mati meninggalkan nama. Perbuatan baik akan menjadikan nama baik hingga ke akhir hayat manusia.
Saya rasa setiap orang pasti punya figur yang pantas untuk ia banggakan sebagaimana kebanggaan saya terhadap Pak Wari. Teruslah menjadi sosok yang menginspirasi, Pak. Teruslah menjadi sosok sederhana. Tetaplah menyayangi dan mencintai rakyat di manapun bapak berada.
Pak Wari, terima kasih sudah berkenan membaca surat ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan Bapak sekeluarga. Aamiin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hormat Saya
Chichi Permata