Puisi-Puisi Yardi Chan

” CAKAR ”

Pedih… Perih…
Pedih menusuk dan menghujam
Tat kala kau sayat lagi hati yang telah luka
Luka… Oleh sembilu lidah mu…

Tetes limau menghimpit luka
Luka bakar api cinta mu
Cinta yang berakhir dusta
Dusta cinta menusuk kalbu ku

Menusuk… Menginjak dan menghempas
Menghempas aku dari cinta mu
Aku yang tak berdaya dalam luka
Luka cakar tajam kuku cinta mu…

Lahat, 27 Agustus 1991


DUSTA

Janji terucap…
Ucapan semanis madu
Hangat… Manis… Mesra
Tapi… Hambar ku rasakan

Tergetar jati ini
Tat kala janji terikrar
Janji yang setia…
Manis… Tapi pahit

Namun…
Janji tak lain dari dusta
Dusta manusia
Dusta hati nurani

Tega nian dikau
Taga nian hati mu
Kau dustai aku
Kau dustai hatiku…

Lahat, 28 Agustus 1991


HUJAN

Hijau rumput liar di halaman ku
Menari… Riang gembira
Karena telah mendapatkan permata
Permata yang di idam – idam kan
Idaman ku sepanjang kemarau

Hujan ku sayang…
Kau tegarkan hati ku
Hati yang telah layu dan kering
Layu di bakar kemarau mu

Kau basahi bumi ku
Kau sirami halaman ku
Kau siram hati dan lidah ku
Juga dada ku…
Hujan… Kau dambaan ku… Kami… Dan mereka

Lahat, 2 September 1991


KEMARAU

Retak bumi ku
Retak menanti embun
Embun pagi dan setitik air sejuk
Sejuk yang menyingkirkan haus ku

Gugur bunga ku menanti air
Kering bumi ku mengharap hujan
Hujan penghapus kemarau
Kemarau yang amat panjang

Kemarau…
Kau bakar kulit ku…
Kau bakar daun ku…
Kau bakar bumi ku…
Hangus…
Tanduuus…
Ah kemarau…
Kapan kau menyingkir…?

Lahat,2 September 1991


HITAM

Selangkah demi selangkah
Ku ayunkan kaki ku
Kaki yang gemetar tak berdaya
Terseret di kegelapan malam itu

Gelap diantara malam hitam
Hanya berlampu kan kunang – kunang
Kunang – kunang yang gemerlapan
Gemerlapan… bak intan permata

Ku telusuri jalan setapak itu
Dengan harapan… Dan langkah yang tertatih
Walaupun hitam malam itu…
Aku tetap tegar melangkah kan kaki ku…

Lahat,1 September 1992


Yardi chan

Yardi chan

Yardi chan

Oleh : Yardi chan

Pos terkait